Kamis, 04 Juni 2009

The Power of Entrepreneurial Intelligence MEMILIH BISNIS MENGUNTUNGKAN

Rabu, 9 Rajab 1430

Memilih bisnis yang menguntungkan, Aribowo Prijosaksono dan Sri Bawono berbagi dengan matriks sebagai berikut :

VARIBEL BISNIS

JENIS BISNIS

…………………………………………………

1

2

3

4

Pasar





Bahan Baku





Modal





SDM





Kompetisi





Total





Ket.

1 Sangat Kurang 4 Baik

2 Kurang 5 Sangat Baik

3 Sedang

Maksimalkan peluang bisnis, berikut cerita pemanfaatan peluang

KAYA DENGAN GAJI

Rabu, 9 Rajab 1430

Kuncinya menabung, karena banyak yang memiliki pendapatan besar tapi tidak dapat menyisihkan penghasilan untuk di investsikan. Seorang konsultan keuangan, Safir Senduk berbagi tips :

1. Menabunglah dimuka, kebiasaan menabung dari sisa belanja tentu akan mengurangi jumlah nominal yang ditabung.

2. MIntalah orang lain yang memotongnya untuk anda

3. Pakai celengan, jangan mikir celengen uang sen atau recehan tapi celengan uang 20 Ribuan atau 50 Ribuan. Setiap dapat uang 20 atau 50 ribuan jangan dibelanja tapi masukkan di celengan.

Sedang agar menjadi kaya

a. Miliki sebanyak mungkin harta produktif

b. Atur pengeluaran anda

c. Hati-hati dengan hutang

d. Sisihkan untuk masa depan

e. Miliki proteksi

Shinta, Jutawan Kripik


Usianya yang baru 22 tahun, statusnya juga masih mahasiswi di Fakultas Ekonomi semester VII Universitas Lampung. Tetapi ia telah memiliki usaha, dengan omzet ratusan juta rupiah. Dia adalah Shinta yang bergelut dengan bisnis kripik pisang.Ia dilahirkan dari keluarga sederhana bahkan miskin, kakaknya tidak ada yang melanjutkan pendidikan karena ketidakadaan biaya yang dimiliki orang tuanya. Bahkan terkadang ia di lecehkan karena kemiskinannya.Kenyataan ini membuat Shinta berpikir untuk merubah, kemiskinan tidak akan berubah dengan berpangku tangan dan mengeluh semata. Kemiskinan harus dirubah dengan perjuangan dan kerja keras.Sebagai langkah awal, sepulang dari sekolah SMA ia berangkat kerja di sebuah perusahaan rumahan yang memproduksi kripik pisang di Lampung, hingga 6 bulan sembari menamatkan sekolahnya. Dalam hati, kenapa perusahaan rumahan tersebut dapat tumbuh dengan omzet yang besar, mengapa ia tidak dapat?Merasa cukup, Tahun 2005 ia membuka usaha sendiri dengan modal awal Rp 3 juta. Modal tersebut digunakan membeli peralatan kerja, serta bahan baku pembuatan kripik. Bahan baku utama adalah pisang, bahan lainnya singkong, sukun, talas dan ubi jalar yang melimpah sekitar tempat tinggalnya.Pada awalnya ia banyak menemukan masalah, selain teknis pembuatan kripik yang belum sempurna juga masalah pemasaran yang tidak dipetakan. Kemudian ia belajar dari masalah tersebut. “Saya pertama kali membuat kripik dengan standar yang ditetapkan beberapa kali gagal, tetapi dengan bantuan dua teman saya yang pernah bekerja diperusahaan pembuat kripik terdahulu akhirnya standar kripik terpenuhi,” Katanya. Ia memprouksi kripik dengan merek Istana Kripik Ibu Mery, nama sang ibu tercinta.Pertama operasi usahanya, ia dibantu dua temannya, sekarang sudah memiliki karyawan 13 orang yang juga tetangganya. Selain memproduksi, mengemas juga dipasarkan produk kripiknya ke sekolah-sekolah, outlet snack dan ruko yang ada Jl. Pagar Alam, Bandar Lampung. Beberapa mobil dan rumah telah dibelinya, sekarang meski masih mahasiswi telah menjadi pengusaha yang menjadi gantungan ekonomi keluarga dan masyarakat disekitar. Shinta +62812 7275 1000.

Bisnis

Ketika bisnis menjadi sebuah profesi.

Gabus jadi Abon oleh Hadi


Yang satu ini, juga masih di bangku kuliah sudah menangkap peluang ditengah himpitan ekonomi yang menimpa keluarganya, bahkan untuk biaya sekolah sekalipun. Anwar Hadi yang tinggal di Banjar Baru, Kalimantan Selatan sejak kecil terbiasa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan keluarganya. Mulai dari mencari rumput untuk sapi gembalaannya, tukang cuci mangkok bakso, kerja meubel, jual es keliling hingga buruh di pabrik. Walau serba kekurangan, Anwar tidak pernah putus asa dan bertekad melanjutkan sekolah ke tingkat tinggi, melalui berbagai usaha dan pekerjaan yang digeluti, ia dapat membiayai sekolahnya sendiri.

Sebelum kuliah, Anwar coba-coba berjualan Ikan Patin dan membudidayakannya. Sebagai sales sabun mandi, loper Koran. Di Universitas Lampung mengambil Jurusan Perikanan, lewat bangku kuliah ia semakin menyadari prospek perikanan Indonesia yang besar terutama pembuatan olahan Ikan Gabus. Menjelang selesai kuliah, ia mengolah Ikan Gabus menjadi Abon. Ikan Gabus mudah didapat, murah harganya dan mengandung zat yang dibutuhkan tubuh. Kandungan protein albuminnya yang sangat tinggi, membantu mempercepat penyembuhan berbagai penyakit, dari kekurangan gizi hingga HIV-AIDS. Ikan Gabus memiliki nilai ekonomi tinggi.

Cara membutnya juga terbilang gampang, menurut Anwar untuk memproduksi Abon Ikan Gabus sebanyak 60 kg Anwar mengolah Ikan Gabus sebanyak 100 kg, ditambah Bawang Merah, Bawang Putih, Gula Pasir, Garam, dan bumbu lainnya. Adapun harga Abon berkisar Rp 200 ribu/kg. “Dari bulan ke bulan permintaan order Abon Ikan Gabus semakin bertambah, harganya semakin baik” ujarnya. Dia pun berencana meningkatkan kemasan, membuat inovasi abon dari jenis ikan lainnya serta variasi Abon Ikan Gabus dengan berbagai rasa seperti Rasa Manis, Rasa Pedas, Rasa Kareh dan Rasa Alami. Anwar dapat dihubungi ke email :hanwarhadi@yahoo.com.